08.12

Refleksi tentang kemarahan......

Ada seorang anak perempuan yang tempramental dan selalu menghabiskan harinya dengan emosi yang meledak-meledak. Sang ayahpun memberikan sebuah solusi katanya, "Jika kau marah pakukanlah paku ini ke pagar halaman belakang rumah". Seiring dengan itu, sang ayah memberikan sebungkus paku dan sebuah palu.

Pada hari pertama sebanyak 48 paku ia pakukan ke pagar itu. It means, ada 48 kemarahan yang ia alami hari itu. Hari berikutnya menjadi 30 paku, dan berangsur-angsur jumlah paku yang tertanam di pagar itu berkurang. Hingga pada suatu hari ia tidak mengalami sebuah kemarahan dan ia berbicara kepada ayahnya, "Ayah, aku sudah tidak memaku pagar belakang." Dan ayah berkata, "Baiklah, sekarang cabutlah semua paku yang sudah kau tancapkan itu!. Bergegaslah sang anak menghabiskan waktu seharian hanya untuk mencabuti paku di pagar tersebut. setelah itu ia melaporkan bahwa ia telah berhasil mencabut semua paku kepada ayahnya dan sang ayah berkata, " Sekarang kau lihat luka yang ada pada pagar tersebut. Apakah kau mampu memulihkannya seperti semula?" Sang anak mulai menyadari dan merefleksikan semua perbuatannya dan bergegas memeluk erat ayahnya sambil meminta maaf atas segala luapan emosinya yang banyak menyakiti orang lain.

Begitulah gambaran disaat kita meluapkan emosi, entah disadari atau tidak, sebuah luapan emosi kemarahan terkadang membuat cacat hati atau bahkan sebuah trauma dalam diri seseorang. Memang sebuah kemarahan dapat dimaafkan tapi saya sangsi jika suatu peristiwa menyakitkan dapat dilupakan begitu saja. Seperti kisah diatas, serat kayu yang tadinya baik dan rapih harus terkoyak dan rusak karena tusukan paku. Serat kayu yang sudah rusak tadi tidak dapat pulih seperti semula.
Begitulah efek dari sebuah ucapan, tindakan, perlakuan yang emosional dan menyakiti seseorang. Maka perlu suatu pemikiran yang bijak dalam menggunakan emosional dan logika. semua ada tempat dan waktu yang tepat. Dan ada baiknya sebuah emosional yang destruktif tadi kita olah menjadi hal yang membangun, baik bagi kita ataupun bagi orang lain. Selamat berproses

By : Alfons Liguori

0 komentar: